A. Pengertian Wilayah
- Wilayah merupakan konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokan daerah (area) di muka Bumi untuk berbagai tujuan.
- Para ahli geografi memandang wilayah adalah tiap bagian yang ada di permukaan bumi, dengan wilayah yang paling luas adalah seluruh permukaan bumi.
B. Jenis-jenis Wilayah
Dalam geografi dikenal tiga kriteria pewilayahan dengan ciri-ciri sebagai berikut.
- Pewilayahan berciri tunggal (single topic region), yaitu penetapan region atau wilayah yang didasarkan pada salah satu aspek geografi.
- Pewilayahan berciri majemuk (multi topic region), yaitu penetapan wilayah yang didasarkan pada beberapa faktor geografi.
- Pewilayahan berciri keseluruhan (total region), yaitu penetapan wilayah yang didasarkan pada banyak faktor menyangkut lingkungan alam, lingkungan biotik, maupun manusia.
a. Pewilayahan Secara Geografi
1) Berdasarkan Pembagian Waktu
- Daerah Waktu Indonesia Barat (WIB). Daerah ini didasarkan pada meredian pangkal 105 °BT meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah (mempunyai selisih waktu 7 jam lebih awal dari waktu Greenwich).
- Daerah Waktu Indonesia Tengah (WITA). Daerah ini didasarkan pada meredian pangkal 120 °BT meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi (mempunyai selisih waktu 8 jam lebih awal dari waktu Greenwich).
- Daerah Waktu Indonesia Timur (WIT). Daerah ini didasarkan pada meredian pangkal 135 °BT meliputi Maluku dan Papua (mempunyai selisih waktu 9 jam lebih awal dari waktu Greenwich).
2) Berdasarkan Bentuk Dasar Laut
Berdasarkan pada bentuk dasar laut Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah
yaitu sebagai berikut.
- Paparan Sunda -->Paparan Sunda dulu merupakan bagian dari Asia Tenggara yang tenggelam karena naiknya air laut setelah zaman es. Paparan Sunda meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
- Paparan Sahul-->Paparan Sahul menyatukan Pulau Papua dengan Benua Australia. Paparan sahul meliputi wilayah Papua.
- Dasar Laut Peralihan-->Daerah peralihan merupakan laut dalam dan bukan bagian dari daratan Asia maupun Australia. Daerah peralihan meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku.
3) Berdasarkan Geologi (Rangkaian Pegunungan)
Berdasarkan rangkaian pegunungan Indonesia dapat dikelompokkan dalam dua wilayah, yaitu:
a) Rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania merupakan rangkaian pegunungan sambungan dari jalur pegunungan di sekitar Laut Tengah, yaitu Afrika Utara, Spanyol, Alpen, Alpenina, Semenanjung Balkan, membujur ke pegunungan Himalaya, Myanmar, Malaysia menyeberang ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu:
- Busur dalam, melalui pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Flores, Alor, Wetar dan berakhir di Kepulauan Banda (bersifat vulkanis).
- Busur luar menyeberang melalui pulau-pulau di sebelah barat Pulau Sumatra (Pulau Simeuleu, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano), menyeberang ke pegunungan bawah laut di sebelah selatan Pulau Jawa, Sumba, Timor, Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kei, Pulau-pulau Gorom, Seram, Ambon, dan berakhir di pulau Buru (bersifat nonvulkanis).
b) Rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik, yaitu rangkaian pegunungan yang dimulai dari Pegunungan Los Andes di Amerika Selatan, pegunungan di Amerika Tengah, Rocky Mountain di Amerika Utara, Kepulauan Aleuten, Jepang, Filipina dan masuk ke Indonesia melalui tiga jalur, yaitu Kalimantan, Sulawesi, dan Halmahera berlanjut ke kepala burung Papua dan membentuk tulang punggung pegunungan di Papua, Australia, dan berakhir di Selandia Baru.
b. Berdasarkan Ciri-ciri Umum
Berdasarkan ciri-ciri umum wilayah dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Wilayah Homogen : Wilayah yang memiliki satu parameter dengan sifat atau ciri yang hampir sama.
2) Wilayah Nodal : Wilayah nodal merupakan wilayah yang secara fungsional memiliki sifat saling ketergantungan antara daerah pusat dengan daerah di sekitarnya.
3) Wilayah Perencanaan : Wilayah yang menggambarkan kesatuan-kesatuan keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Masyarakat yang berada di wilayah perencanaan mempunyai kesadaran terhadap permasalahan yang dihadapi daerahnya.
- Memiliki kemampuan untuk merubah industri yang dilaksanakan sesuai dengan tenaga kerja yang tersedia.
- Menggunakan salah satu model perencanaan.
- Memiliki setidaknya satu pusat pertumbuhan.
4) Wilayah Administrasi: Wilayah yang mendasarkan pada kepentingan administrasi pemerintahan dengan batas yang telah ditentukan. Contoh wilayah administrasi adalah kabupaten, kecamatan, desa, dan lain sebagainya.
C. Pusat Pertumbuhan
- Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat, sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan bagi daerah sekitarnya.
1. Teori Pusat Pertumbuhan
Beberapa teori tentang pusat pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain sebagai berikut.
a. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral menyatakan bahwa lokasi pusat kegiatan harus terletak pada suatu kawasan yang memungkinkan peran serta penduduk dengan jumlah maksimal, baik yang terlibat dalam kegiatan pelayanan maupun yang menjadi kosumen. Teori ini dikemukakan oleh Christaller (Djaljoeni 1992). Konsep yang dikembangkan Christaller dalam teori ini adalah sebagai berikut.
- Jangkauan adalah jarak yang harus ditempuh seseorang untuk mendapatkan barang kebutuhanya.
- Ambang adalah jumlah penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan kesinambungannya suplai barang.
Tempat sentral memiliki batas-batas pengaruh. Batas-batas itu melingkar dan komplementer dengan tempat sentral tersebut. Suatu tempat sentral dapat berupa kota-kota besar, pusat perbelanjaan, rumah sakit, ibu kota provinsi, dan kota kabupaten. Masing-masing tempat sentral tersebut menarik penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda-beda.
Tahapan dalam terbentuknya suatu hierarki permukiman dan wilayah pasaran yang saling menyambung dan meluas lebih lanjut terjadi dalam lima tahap.
Tahapan-tahapan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Tahap pertama, suatu barang yang ditawarkan dari suatu kota atau tempat sentral akan membentuk suatu wilayah lingkaran yang meliputi sekeliling kota atau tempat sentral.
- Tahap kedua, orang membayangkan adanya suatu tawaran yang berupa barang-barang yang berasal dari banyak tempat pusat. Selanjutnya terbentuklah suatu pola yang terdiri atas wilayah-wilayah berbentuk lingkaran.
- Tahap ketiga, berdasarkan pada banyaknya orang yang berada di luar wilayah pelayanan kota atau tempat sentral, sehingga lingkaran-lingkaran saling overlap (tumpang tindih).
- Tahap keempat, penduduk akan melakukan transaksi jual beli pada daerah yang paling dekat dengan tempat tinggalnya. Akibatnya terbentuklah pola heksagonal.
- Tahap kelima, berdasarkan pada beberapa asumsi yaitu:
- Konsumen menanggung biaya angkutan sehingga jarak yang dinyatakan dalam biaya dan waktu menjadi sangat penting,
- Jangkauan ditentukan oleh jarak,
- Konsumen lebih senang berbelanja pada tempat sentral terdekat, dan
- Kota merupakan tempat sentral dan dianggap suatu dataran dengan penduduk yang tersebar merata maka berkembanglah suatu pola persebaran heksagonal dari tingkat tinggi dan tingkat rendah, maka muncullah tempat-tempat yang menawarkan banyak barang dengan aneka jangkauan.
Teori Walter Christaller dapat diterapkan secara baik di suatu wilayah dengan syarat-syarat sebagai berikut.
- Topografi dari wilayah tersebut relatif seragam, sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh lereng atau pengaruh alam lainnya dalam hubungannya dengan jalur angkutan.
- Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer yang menghasilkan padi-padian, kayu, atau batu bara.
b. Teori Kutub Pertumbuhan
Konsep kutub pertumbuhan (growth pole concept) dikemukakan oleh Perroux, seorang ahli ekonomi Prancis (1950). Menurut Perroux, kutub pertumbuhan adalah pusat-pusat dalam arti keruangan yang abstrak, sebagai tempat memancarnya kekuatan-kekuatan sentrifugal dan tertariknya kekuatan-kekuatan sentripetal. Pembangunan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota atau wilayah, melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis.
c. Teori Pusat Pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut Boudeville (ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah sekumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di permukaan Bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang mempunyai industri populasi yang kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Industri populasi merupakan industri yang mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung maupun tidak langsung) terhadap kegiatan lainnya.
2. Pengaruh Pusat Pertumbuhan
Terjadinya perubahan di daerah hinterland, termasuk desa yang lokasinya dekat dengan kota. Perubahan tersebut antara lain sebagai berikut.
- Kemudahan dalam perdagangan karena adanya jaringan transpotasi dan angkutan antara kota dengan daerah sekitarnya.
- Terjadi peningkatan pendapatan penduduk di daerah hinterland.
- Interaksi antara desa dan kota lebih mudah.
- Terjadi peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat desa.
- Terjadi perubahan gaya hidup di desa karena pengaruh dari kehidupan kota.
- Berkembangnya mata pencaharian baru di desa, seperti munculnya berbagai kerajinan tangan dan industri kecil, karena pengaruh modernisasi dari kota.
D. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah
1. Pengertian Pembangunan
- Pembangunan adalah upaya secara sadar dari manusia untuk memanfaatkan lingkungan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan Pembangunan
Tujuan pembangunan tersebut dapat dicapai dengan memerhatikan berbagai permasalahan antara lain:
- Pengendalian pertumbuhan penduduk dan kualitas sumber daya manusia,
- Pemeliharaan daya dukung lingkungan,
- Pengendalian ekosisitem dan jenis spesies sebagai sumber daya bagi pembangunan,
- Pengembangan industri, dan
- Mengantisipasi krisis energi sebagai penopang utama industrialisasi.
3. Tahap-Tahap Pembangunan Nasional dan Kebijaksanaan Regional
4. Pembagian Wilayah Pembangunan di Indonesia
Pembagian wilayah ditujukan untuk pemantapan dalam perumusan dan pengarahan kegiatan pembangunan. Dalam Repelita II wilayah Indonesia dibagi menjadi empat pusat wilayah pembangunan utama yaitu:
- Wilayah pembangunan utama A dengan pusat di Medan,
- Wilayah pembangunan utama B dengan pusat di Jakarta,
- Wilayah pembangunan utama C dengan pusat di Surabaya, dan
- Wilayah pembangunan utama D dengan pusat di Makasar.
Selanjutnya dalam Repelita IV pusat pembangunan utama berkembang menjadi lima, yaitu pembangunan utama D dipecah menjadi dua dengan wilayah pembangunan utama E dengan pusat di Ambon. Berikut Wilayah Pembangunan di Indonesia pada Repelita IV.
1) Wilayah Pembangunan Utama A
- Wilayah pembangunan I meliputi Provinsi NAD dan Sumatra Utara.
- Wilayah pembangunan II meliputi Provinsi Sumatra Barat dan Riau.
2) Wilayah Pembangunan Utama B
- Wilayah pembangunan III meliputi Provinsi Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu.
- Wilayah pembangunan IV meliputi Provinsi Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY.
- Wilayah pembangunan V meliputi Provinsi Kalimantan Barat.
3) Wilayah Pembangunan Utama C
- Wilayah pembangunan VI meliputi Provinsi Jawa Timur dan Bali.
- Wilayah pembangunan VII meliputi Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
4) Wilayah Pembangunan Utama D
- Wilayah pembangunan VIII meliputi Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
- Wilayah Pembangunan IX meliputi Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
5. Luasnya Wilayah Kepulauan Indonesia
Wilayah kepulauan Indonesia yang sangat luas menyebabkan sulitnya koordinasi antarwilayah. Dalam pelaksanaan pembangunan hal tersebut juga merupakan suatu kendala.Pembangunan yang baik, terencana, dan terarah hendaknya memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Menjaga kelangsungan hidup manusia dengan cara melestarikan fungsi dan kemampuan ekosisitem pendukungnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
- Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal tanpa mengenyampingkan kelestariannya,
- Memberi kesempatan kepada daerah lain dalam berbagai sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang bersama-sama, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun waktu yang berbeda secara berkelanjutan,
- Meningkatkan dan melestarikan kemampuan serta fungsi ekosistem untuk penyediaan sumber daya alam, dan
- Menggunakan prosedur dan tata cara dalam menggunakan dan mengelola kemampuan ekosistem yang mendukung kehidupan, baik sekarang maupun masa yang akan datang.
Contoh dari versi pdf
*Tersedia versi berwarna dan hitam putih yang dapat di download dan di print untuk bahan belajar.
Download Versi Pdf
Link 1 (Berwarna)
Link 2 (Hitam Putih)
Download Versi Pdf
Link 1 (Berwarna)
Link 2 (Hitam Putih)