Jumat, 31 Juli 2020

Rangkuman Materi Asal-Usul Persebaran Manusia di Kepulauan Indonesia - Sejarah (My Journey)

A. Teori Perkembangan Manusia

Evolusi manusia bukanlah manusia berasal dari monyet karena monyet sekarang memiliki spesies yang jauh dari manusia. Darwin mengemukakan teori evolusinya, bahwa suatu takson itu tidak statis, tetapi dinamis melalui waktu yang lama dan panjang, dan semua makhluk di muka bumi ini adalah berkerabat. Sejarah awal keberadaan masyarakat di kepulauan Indonesia diketahui dan didukung oleh teori imigrasi.

Pendapat Darwin dalam bukunya The Origin of Species, sebagai berikut.
  1. Bahwa spesies yang ada sekarang berasal dari spesies yang hidup di masa lalu dan akhirnya sampai sekarang.
  2. Bahwa evolusi itu terjadi dalam kehidupan melalui seleksi alam sehingga tidak dapat ditolak. Hal itu memperlihatkan bahwa spesies yang sekarang berasal dari spesies yang lalu.
  3. Antara Pithecanthropus erectus dan Homo sapiens terdapat Homo neanderthalensis sebab jenis ini cirinya hampir mendekati Homo sapiens. 
Evolusi manusia mengakibatkan terjadinya perubahan sosial, budaya, bahkan bentuk tubuh dan fungsinya. Misalnya, sebagai berikut.
  1. Evolusi kepala yang berkaitan dengan evolusi muka dan otak. Evolusi ini berkaitan dengan cara makan yang semula diambil dengan mulut berangsur-angsur berubah dan mulai menggunakan tangan.
  2. Cara bergerak tubuhnya mulai berjalan tegak.
  3. Perkembangan hidup biososialnya mulai tampak.
Sejarah awal keberadaan masyarakat di kepulauan Indonesia diketahui dan didukung oleh teori imigrasi.

Teori Van Heine Geldern -->bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia. 

Teori Prof. Muhammad Yamin-->bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri.

Teori Prof. Dr. H. Kern-->bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Kochin Cina, dan Kampuchea.

Teori Prof. Dr. Kroom-->Ia menyatakan bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah dari daerah Cina Tengah.

Teori Moh. Ali-->bangsa Indonesia berasal dari Yunan daerah Cina Selatan, yakni dari hulu sungai besar di Asia yang kedatangannya di Nusantara secara bergelombang.

Teori Dr. Brandes--> bangsa yang bermukim di Kepulauan Indonesia memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa pada daerah yang terbentang dari sebelah utara Formosa, sebelah barat Madagaskar, sebelah selatan tanah Jawa, dan sebelah timur sampai ke tepi barat Amerika.

Teori Willem Smith-->Willem Smith membagi bangsa di Asia atas dasar bahasa yang dipergunakannya, yaitu bangsa berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman, dan bangsa yang berbahasa Austria. Bangsa yang berbahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro-Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia.

Teori Hogen-->bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatra

Teori Max Muller-->asal bangsa Indonesia adalah daerah Asia Tenggara. 

Teori Majumdar --> bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India, kemudian menyebar ke Indocina, terus ke daerah Indonesia dan Pasifik.

B. Perkembangan Teknologi dan Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia

1. Perkembangan teknologi nenek moyang bangsa Indonesia

Peningkatan teknologi ditandai dengan adanya peningkatan alat-alat dari batu kasar menuju batu halus, kemudian menggunakan alat-alat dari logam. 

Alat-alat sebelum dihaluskan
  • Kapak perimbas (bagian tajamnya berbentuk cembung)
  • Kapak penetak (ketajamannya berbentuk liku-liku)
  • Pahat genggam (ketajamannya berbentuk terjal)
  • Kapak genggam yang bagian tajamnya berbentuk meruncing. 
Alat-alat yang sudah dihaluskan
  • Kapak persegi 
  • Kapak lonjong. 
Alat-alat dari logam sebagai bahan membuat alat yang memerlukan teknik, seperti cara bivalve dan a cire perdue.
  • Kapak logam
  • Candrasa
  • Nekara 
  • Moko
2. Kebudayaan batu--> Disebut kebudayaan batu karena alatnya terbuat dari batu, yang terdiri dari zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum.

a. Zaman Paleolitikum
Disebut kebudayaan Batu Tua sebab alat peninggalannya dari batu yang masih kasar atau belum dihaluskan.Berdasarkan daerah penemuannya, kebudayaan Batu Tua dibedakan menjadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

Kehidupan Pacitan
– Chopper (kapak penetak)

Kebudayaan Ngandong
– Flakes (alat serpih)
– Chalcedon

b. Zaman Mesolitikum
  • Kjokkenmoddinger --> Bukit sampah = bukit kerang
  • Abris sous roche --> Gua sampah
  • Pebble --> Kapak Sumatra
  • Hache courte -->Kapak pendek 
c. Zaman Neolitikum

1. Alatnya sudah dihaluskan. (Kapak persegi dan Kapak lonjong)
2.food producing

d. Zaman Megalitikum

1. Alat yang dihasilkan berupa batu besar. 
  • Dolmen -->meja batu besar yang biasanya terletak di bawah menhir tempat meletakkan sesaji. 
  • Sarkofagus --> peti mati yang dibuat dari batu.
  • Menhir --> tiang tugu batu besar yang berfungsi sebagai tanda peringatan suatu peristiwa 
  • Waruga --> kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat.
  • Kubur batu --> kuburan dalam tanah yang sisi-sisi, alas, dan tutupnya diberi papan dari lempeng batu. 
  • Arca -->bangunan batu besar berbentuk binatang atau manusia 
  • Punden berundak --> bangunan dari batu yang disusun bertingkat  tingkat (berundak-undak). 
Pada zaman Batu Besar dikenal kebiasaan-kebiasaan berikut.
  1. Pemujaan matahari
  2. Pemujaan dewi kesuburan
  3. Adanya keyakinan alat penolak bala (tumbal)
  4. Adanya upacara ruwatan
3. Kepercayaan awal masyarakat Indonesia --> Animisme (Percaya terhadap roh nenek moyang) dan dinamisme (Percaya bahwa benda memiliki roh)

C. Hasil Budaya Manusia Purba di Indonesia

Hallam L. Movius Jr.mengkasifikasikan alat Paleolitikum sebagai berikut.

1. Kapak perimbas (chopper)--> Fungsi kapak ini untuk penetak dan pemotong. Kapak ini ditemukan di Pacitan oleh Von Koenigswald tahun 1935 yang diperkirakan pendukung Pithecanthropus erectus, kapak ini disebut juga chopper chopping tool

2. Kapak penetak --> Kapak ini mirip kapak perimbas, hanya bentuknya lebih besar, dipergunakan untuk membelah kayu, pohon, atau bambu. Alat ini disebut chopping tool, ditemukan hampir di seluruh wilayah Nusantara.

3. Kapak genggam--> Kapak ini memiliki bentuk mirip kapak perimbas, tetapi jauh lebih kecil. Cara pemakaiannya dengan digenggam pada ujungnya yang lebih kecil. 

4. Pahat genggam-->Bentuknya lebih kecil dari kapak genggam yang berfungsi untuk menggemburkan tanah dan mencari ubi-ubian. Alat ini sangat tajam.

5. Alat serpih--> Alat serpih dipergunakan untuk pisau, mata panah, dan alat pemotong. Alat serpih ini berukuran kecil antara 10 – 20 cm yang banyak ditemukan di gua-gua.

6. Alat-alat dari tulang-->Alat ini dibuat dari tulang binatang untuk pisau, belati, dan mata tombak yang banyak ditemukan di Ngandong (Ngawi Jawa Timur).