Minggu, 12 Juli 2020

Rangkuman Materi Pola Keruangan Desa dan Kota -Geografi (My Journey)

A. Pengertian Desa

Berikut ini merupakan berbagai definisi desa menurut berbagai sumber:
  • Menurut UU No. 6 Tahun 2014: Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Menurut Bintarto: Desa atau kota merupakan suatu hasil perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisografis, sosial, ekonomi, politk dan kultural yang terdapat pada suatu daerah serta memiliki hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.

B. Ciri-ciri Desa

 Berdasarkan pengertian Direktorat Jenderal Pembangunan Desa (Dirjen Bangdes), desa memiliki empat ciri.
  1. Perbandingan lahan dengan manusia (man land ratio) cukup besar.
  2. Lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian (agraris).
  3. Hubungan antar warga desa masih sangat akrab.
  4. Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku.
Menurut pengertian lama, kehidupan masyarakat perdesaan dicirikan oleh beberapa hal sebagai berikut.
  • Desa dan masyarakat memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan alam.
  • Iklim dan cuaca mempunyai pengaruh besar terhadap petani sehingga warga desa banyak tergantung pada perubahan musim.
  • Keluarga desa merupakan unit sosial dan unit kerja.
  • Jumlah penduduk dan luas wilayah desa tidak begitu besar.
  • Kegiatan ekonomi mayoritas agraris.
  • Masyarakat desa merupakan suatu paguyuban. 
  • Proses sosial di desa umumnya berjalan lambat.
  • Warga desa pada umumnya berpendidikan rendah.

C. Fungsi Desa

1. Fungsi sosial desa -->Sebagai perkampungan serta alat berinteraksinya masyarakat secara tradisional ataupun semi modern.
2. Fungsi ekonomi desa -->Tempat melakukan kegiatan ekonomi, seperti bertani, beternak ataupun kegiatan-kegiatan yang bernilai ekonomis dalam rangka menunjang kehidupan masyarakat di desa tersebut.


D. Pola Keruangan Desa

  • Tersebar --> Dataran tinggi
  • Memusat --> Dataran rendah
  • Memanjang --> Daerah pantai, jalan raya, dan sepanjang sungai.
  • Terpencar --> Cenderung terdapat di Negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
  • Mengelilingi fasilitas --> Dataran rendah.


E.Klasifikasi Desa

1. Berdasarkan luasnya

  • Desa terkecil dengan luas < 2 km2
  • Desa kecil dengan luas 2-4 km2
  • Desa sedang dengan luas 4-6km2
  • Desa besar dengan luas 6-8 km2
  • Desa terbesar dengan luas 8-10 km2

2.Berdasarkan jumlah penduduknya

  • Desa terkecil--> Kurang dari 100 jiwa /km2
  • Desa kecil--> 100 -500 jiwa/ km2
  • Desa sedang -->500 -1500 jiwa /km2
  • Desa besar -->1500 - 3000 jiwa / km2
  • Desa terbesar --> 3000 - 4500 jiwa / km2

3.Berdasarkan kegiatannya

  • Desa Nelayan--> Berlayar untuk memancing dan menjala ikan, melakukan aktivitas pelelangan ikan, hingga mengolah ikan menjadi bahan setengah jadi.
  • Desa Agraris-->Bercocok tanam padi, sayur-sayuran hortikultura, maupun jenis pertanian lainnya.
  • Desa Industri--> Bekerja di pabrik sepatu, rokok, pakaian, hingga otomotif.


F. Tahap Perkembangan Desa
  1. Pra desa--> Masih nomaden/ hidup berpindah-pindah.
  2. Desa swadaya--> Memenuhi kebutuhan dengan cara mengadakannya sendiri , desa ini lebih tertutup dan sulit berinteraksi dengan pihak luar, adat dan kebudayaan yang masih dijunjung tinggi, sehingga kontak dengan dunia luar dan masuknya teknologi akan sangat diminimalisir demi keberlangsungan budaya mereka.
  3. Desa swakarya-->Sudah agak longgar adat-istiadatnya karena pengaruh interaksi dengan pihak luar, telah mengalami kemajuan di berbagai bidang seperti fasilitas, aparatur, dan sistem pemerintahannya yang mulai tertata, mata pencaharian di desa ini mulai beragam dan kebudayaannya mulai mendapat pengaruh dari luar, sistem pemerintahan dan administrasi desa juga mulai berjalan dengan baik.
  4. Desa swasembada-->Tidak terikat lagi oleh adat-istiadat. Desa ini telah memanfaatkan kehadiran teknologi untuk kemudahan penduduknya.Tentunya sistem pemerintahan dan administrasi desa jauh lebih berkembang dan transparan. Kemudian, dalam hal pendidikan dan kesehatan penduduk yang mendiaminya hampir semua mendapatkan akses pelayanan tersebut dengan baik serta hubungannya dengan desa lainnya pun sangat intensif, bahkan hingga ke perkotaan.


Kota

A.Pengertian Kota

  • Permendagri RI no 4 tahun 1980--> Kota adalah suatu wilayah yang memiliki batasan administrasi wilayah seperti kotamadya dan kota administratif. Kota juga berarti suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.
  • Bintarto--> Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis.
  • Kesimpulan --> Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang menjadi pusat pertumbuhan, pelayanan jasa sosial dan pemerintahan. 

B. Ciri -ciri Kota

1. Ciri fisik kota

Ciri-ciri fisik kota diantaranya meliputi tersedianya:
  • Tempat parkir untuk mewadahi tingkat kepemilikan transportasi pribadi ataupun umum yang terdapat di kota
  • Tersedianya alun-alun.
  • Tersedianya sarana olahraga .
  • Terdapat pasar induk .

2.Ciri sosial kota

Ciri-ciri sosial dari suatu kota dapat dilihat diantaranya dari:
  • Terdapatnya pelapisan sosial yang dilihat dari jenis pekerjaan.
  • Kepemilikan barang-barang yang unik dan mahal menjadi tolak ukur penentuan lapisan sosial di kota.
  • Sistem kekerabatannya berlandaskan pada kepentingan atau biasa disebut patembayan.
  • Mobilitas tinggi.
  • Cara berfikir yang rasional .


C.Teori-teori Kota

Berikut adalah beberapa teori-teori struktur perkembangan kota:

  1. Teori konsentris ( Ernest Burgess ) -->Teori ini menjelaskan struktur kota yang berkembang secara teratur mulai dari bagian inti kota hingga kebagian pinggirannya .
  2. Teori sektoral (Homer Hoyt)--> Teori ini menjelaskan bahwa struktur perkembangan kota tumbuh tidak teratur namun lebih melalui sektor-sektor dalam proses perkembangannya.
  3. Teori konsektoral ( Peter Mann )--> Teori ini menggabungkan antara teori konsentris dan teori sectoral disebut sebagai teori konsektoral.
  4. Teori poros ( Babcock ) --> Teori ini menekankan bahwa jalur tranportasi dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap struktur ruang kota .
  5. Teori Historis (Allonso)--> Teori ini didasari atas nilai sejarah yang berkaitan dengan perubahan tempat tinggal penduduk di suatu kota .


D. Teori Struktur Kota

1. Teori konsentris ( Cocok untuk kawasan Eropa)
Teori konsentris terbagi kedalam 5 zona, diantaranya:






  • Zona pertama--> Pusat kota dengan kegiatan inti seperti bisnis dan pemerintahan atau biasa disebut Central Business Distric (CBD).
  • Zona kedua --> Zona peralihan/transition zone yang diperuntukan sebagai penunjang pusat kota dalam menjalankan kegiatannya, oleh sebab itu di zona ini terdapat aktivitas perdagangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota. 
  • Zona ketiga --> Zona permukiman kelas menengah/low income housing zone .
  • Zona keempat -->Zona permukiman pekerja kelas menengah/middle income housing zone. 
  • Zona kelima --> Zona penglaju/commuting zone. Biasanya terdapat hunian orang-orang yang ingin mencari hunian lebih tenang dan jauh dari keramaian kota. 

2. Teori sektoral 


  • Zona pertama diperuntukan bagi Central Business District dan terletak di tengah kota.
  • Zona kedua terletak memanjang dan mengapit pusat kota atau zona pertama dan diperuntukan bagi daerah manufaktur dan grosir. Suplai barang-barang dan kebutuhan pusat kota ditunjang oleh zona ini.
  • Zona ketiga mengelilingi zona 1 dan 2 di salah satu sisinya dan membentuk setengah lingkaran. Zona ini khusus untuk pemukiman kelas buruh atau pekerja yang dapat meminimalisir biaya transportasi ke pusat kota sebagai tempat melakukan aktivitas pekerjaannya.
  • Zona keempat terletak mengelilingi zona 1 dan 2 di sisi yang lain dari zona 3 dan berfungsi untuk pemukiman kelas menengah. 
  • Zona kelima terletak menjauh dari pusat kota namun masih tetap terhubung. Zona ini dikhususkan untuk permukiman kelas atas yang notabene penduduknya ingin hunian yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan dengan tetap memiliki akses langsung menuju pusat kota. 

3. Teori inti ganda




 Menurut teori ini struktur ruang kota adalah sebagai berikut 
1. Pusat kota atau Central Business District (CBD).
2. Kawasan niaga dan industri ringan.
3. Kawasan murbawisma atau permukiman kaum buruh.
4. Kawasan madyawisma atau permukiman kaum pekerja menengah.
5. Kawasan adiwisma atau permukiman kaum kaya.
6. Pusat industri berat.
7. Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran.
8. Upakota, untuk kawasan mudyawisma dan adiwisma.
9. Upakota (sub-urban) kawasan industri.

4. Teori Konsektoral (Tipe Eropa)

Teori konsektoral tipe Eropa dikemukakan oleh Peter Mann pada tahun 1965 dengan mengambil lokasi penelitian di Inggris. Teori ini mencoba menggabungkan teori konsentris dan sektoral, namun penekanan konsentris lebih ditonjolkan.





Zona 1 : Pusat kota (city centre).
Zona 2 : Zona peralihan
Zona 3 : Sektor C dan D: zona rumah kecil.
  • Sektor B: zona rumah-rumah lebih besar.
  • Sektor A: zona rumah-rumah tua yang besar.
Zona 4 : Permukiman dan perkembangannya ke pinggiran.
Zona 5 : Desa-desa yang dihuni para penglaju:
  • A. Sektor kelas menengah.
  • B. Sektor kelas menengah ke bawah.
  • C. Sektor kelas pekerja.
  • D. Sektor industri dan pekerja kelas terbawah.
5) Teori Konsektoral (Tipe Amerika Latin)

Teori konsektoral tipe Amerika Latin dikemukakan oleh Ernest Griffin dan Larry Ford pada tahun 1980 berdasarkan penelitian di Amerika Latin. Teori ini dapat digambarkan sebagai berikut.



Keterangan:
Zona 1 : Daerah Pusat Kegiatan (DPK) atau Central Business District (CBD).
Zona 2 : Daerah perdagangan atau industri.
Zona 3 : Sektor permukiman kelas elite.
Zona 4 : Permukiman yang lanjut perkembangannya (zone of maturity).
Zona 5 : Daerah berkembang secara setempat (zone of insitu accretion).
Zona 6 : Permukiman liar (zone of peripheral squatter settlements).

6) Teori Poros

Teori poros dikemukakan oleh Babcock (1932), yang menekankan pada peranan transportasi dalam memengaruhi struktur keruangan kota. Teori poros ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.



Keterangan:
Zona 1 : Daerah Pusat Kegiatan (DPK) atau Central Business District (CBD).
Zona 2 : Zona peralihan
Zona 3 : Perumahan dengan pendapatan rendah atau kelas menengah ke bawah.
Zona 4 : Perumahan dengan pendapatan menengah.
==== : Jalan utama
------ : Rel kereta api. 

E. Faktor Interaksi antara Desa dan Kota

 Ullman mengemukakan terdapat tiga faktor utama yang mendasari atau memengaruhi interaksi antar wilayah.
  1. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional comlementary).
  2.  Adanya kesempatan untuk saling berintervensi (interventing opportunity).
  3. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability).
Untuk mengukur kekuatan interaksi dari berbagai wilayah, termasuk interaksi desa-kota digunakan rumus berikut.


 1. Peran desa dalam pengembangan kota
  • Desa sebagai pusat penghasil dan pensuplai bahan mentah dan baku untuk pembangunan di kota.
  • Desa menyediakan tenaga kerja yang berperan dalam pembangunan kota.
  • Desa menjadi daerah pemasaran produk-produk hasil industri di kota.
2. Peran kota dalam pengembangan desa
  • Kota menyediakan pusat-pusat pelatihan bagi peningkatan keterampilan penduduk desa.
  • Kota menghasilkan barang-barang siap pakai yang dimanfaatkan di desa.
  • Kota menjadi pusat informasi yang bermanfaat bagi desa.
  • Kota menjadi pusat permodalan yang dibutuhkan masyarakat desa.
3.Interaksi positif antara desa dengan kota
  • Terpenuhinya kebutuhan desa dan kota, meliputi produk dan bahan baku yang mendukung proses pembangunan.
  • Terpenuhinya kebutuhan terampil baik bagi desa maupun kota. Desa menghasilkan tenaga kerja bagi industri di kota, sedangkan kota menghasilkan tenaga terdidik yang berperan dalam kemajuan desa.
  • Berlangsungnya proses pembangunan yang seimbang antara desa dan kota.

F. Klasifikasi Kota

a.Klasifikasi kota berdasarkan jumlah penduduknya adalah sebagai berikut:
  • Hamlet/pedukuhan: 16 – 150 jiwa
  • Village/desa: 150 – 1000 jiwa
  • Town: 1000 – 2500 jiwa
  • Small city: 2500 – 25.000 jiwa
  • Medium city: 25.000 – 100.000 jiwa
  • Large city: 100.000 – 800.000 jiwa
  • Metropolis dan Megapolis: 800.000 – 10.000.000 jiwa
  • Ecumonopolis: Lebih dari 10.000.000 jiwa
b. Berdasarkan tingkat perkembangannya, kota diklasifikasikan menjadi:
  • Tingkat Eopolis-->Wilayah yang berkembang menjadi kota baru.
  • Tingkat Polis-->Kota yang masih memiliki sifat agraris.
  • Tingkat Metropolis-->Kota besar yang perekonomiannya sudah mengarah ke industri.
  • Tingkat Megalopolis-->Perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis yang berdekatan lokasinya sehingga membentuk jalur perkotaan yang sangat besar.
  • Tingkat Tryanopolis-->Kota yang kehidupannya sudah dipenuhi dengan kerawanan sosial, seperti kemacetan lalu lintas dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
  • Tingkat Nekropolis-->Kota yang berkembang menuju keruntuhan.
c. Berdasarkan fungsinya, kota diklasifikasikan sebagai berikut.
  • Kota pusat produksi, yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat produksi atau pemasok, baik yang berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Contoh: Surabaya, Gresik, dan Bontang.
  • Kota pusat perdagangan (Centre of Trade and Commerce), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan, baik untuk domestik maupun internasional. Contoh: Hongkong, Jakarta, dan Singapura.
  • Kota pusat pemerintahan (Political Capital), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan atau sebagai ibu kota negara.
  • Kota pusat kebudayaan (Cultural Centre), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat kebudayaan. Contoh: Yogyakarta dan Surakarta. 


Contoh dari versi pdf




*Tersedia versi berwarna dan hitam putih yang dapat di download dan di print untuk bahan belajar.

Download Versi Pdf
Link 1 (Berwarna)
Link 2 (Hitam Putih)