A. Modernisasi dan Perubahan Sosial
1. Konsep Modernisasi
a. Menurut Piotr Sztompka, konsep modernisasi dalam arti khusus yang disepakati teoritisi modernisasi di tahun 1950-an dan tahun 1960-an, didefinisikan dalam tiga cara, yaitu: historis, relatif, dan analisis.
- Historis --> Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan westernisasi atau amerikanisasi. Dalam hal ini, modernisasi dilihat sebagai gerakan menuju ciri-ciri masyarakat yang dijadikan model.
- Relatif --> Dalam pengertian dan terminologi relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern baik oleh rakyat banyak maupun oleh elit penguasa.
- Analisis --> Melukiskan dimensi masyarakat modern dengan maksud untuk ditanamkan dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pra-modern.
Beberapa konsep modernisasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
b. Neil Smelser --> Smelser melukiskan modernisasi pada enam bidang utama, yakni sebagai berikut.
- Ekonom--> Mengakarnya teknologi dalam ilmu pengetahuan, bergerak dari pertanian subsistensi ke pertanian komersial, penggantian tenaga binatang dan manusia oleh energi benda mati dan produksi mesin, serta berkembangnya bentuk pemukiman urban dan konsentrasi tenaga kerja di tempat tertentu.
- Politik--> Adanya transisi dari kekuasaan suatu sistem hak pilih, perwakilan, partai politik, dan kekuasaan demokratis.
- Pendidikan--> Penurunan angka buta huruf dan peningkatan perhatian pada pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan.
- Agama--> Adanya sekulerisasi.
- Kehidupan keluarga--> Berkurangnya peran ikatan kekeluargaan dan makin besarnya spesialisasi fungsional keluarga.
- Stratifikasi--> Penekanan pada mobilitas dan prestasi individual daripada status yang diwarisi.
c. Alex Inkeles dan Smith Inkeles-->Menggambarkan adanya tipe kepribadian khusus yang menurut pandangannya sebagai ciri masyarakat modern. Adapun ciri-ciri kepribadian modern menurut kedua tokoh ini adalah sebagai berikut.
- Bebas dari kekuasaan tradisional, antidogmatis dalam berpikir.
- Memperhatikan masalah publik.
- Terbuka terhadap pengalaman baru.
- Yakin terhadap sains dan nalar.
- Berencana, tanggap berorientasi ke masa depan, mampu menunda kepuasan.
- Aspirasi tinggi, berpendidikan, berbudaya, dan profesional.
a) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi --> Penemuan dan pembaharuan berbagai unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan kemakmuran rakyat.
b) Bidang Ekonomi-->Kemajuan bidang industri menggunakan tenaga modern untuk meningkatkan ekspor dan menarik tenaga kerja.
c)Politik dan Ideologi-->Pemikiran-pemikiran baru tentang ketatanegaraan dan falsafah negara.
d)Bidang Agama dan Kepercayaan-->Aspek nilai maupun pemikiran yang terbuka terhadap berbagai perubahan, dan menyikapinya secara positif, sehingga ada keseimbangan antara masalah-masalah keduniawian dan masalah-masalah non-keduniawian.
3. Globalisasi
Konsep globalisasi dapat diartikan sebagai pengglobalan atau penyatuan seluruh aspek kehidupan di dunia ini.
Jargon globalisasi muncul dari neoliberalisme yang memiliki agenda restrukturisasi perekonomian dunia. Prinsip dari neoliberalisme adalah menolak campur tangan negara dalam bidang perekonomian, membuka pasar seluas mungkin tanpa menghiraukan masalah kedaulatan, keadilan, dan hak asasi manusia.
Adapun problematika yang menjadi tantangan global terhadap eksistensi jati diri bangsa adalah sebagai berikut:
- Pluralitas
- Timbulnya krisis moneter yang kemudian berkembang menjadi krisis multidimensi.
- Kemajuan teknologi informasi telah menjadikan jarak spasial semakin menyempit dan jarak waktu semakin memendek.
B. Dampak Perubahan Sosial
1. Dampak positif --> Mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera.
- Adanya kemudahan dalam komunikasi
- Kemajuan teknologi di berbagai bidang
2. Dampak negatif --> Mengarah pada kemunduran
- Adanya tindak kriminalitas
- Konflik sosial
- Deviasi sosial
- Masyarakat lebih suka masakan cepat saji.
- Masyarakat cenderung meniru cara berpakaian ala Barat.
- Munculnya pergaulan bebas.
- Banyak pulau-pulau di Indonesia yang digadaikan kepada perusahaan/ negara asing.
Akibat perubahan sosial dan budaya yang terjadi tidak jarang berdampak beberapa gejala sosial lainnya yang bisa diamati, misalnya sebagai berikut.
- Anomie, yaitu keadaan dimana seseorang sudah tidak mempunyai pegangan apapun dalam menjalani kehidupan.
- Culture shock atau kegoncangan budaya, yaitu keadaan dimana seseorang atau masyarakat tidak siap menerima kebudayaan baru yang sifatnya asing yang tiba-tiba datang.
- Culture lag atau ketertinggalan budaya, kondisi dimana salah satu komponen budaya tidak bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan komponen budaya lainnya yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu.
C. Perilaku Masyarakat sebagai Dampak Perubahan Sosial
1. Penyesuaian
Pada praktiknya, terdapat dua kecenderungan perilaku masyarakat sebagai akibat adanya perubahan sosial budaya. Kedua kecenderungan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Adjustment (Penyesuaian) --> Sikap masyarakat yang cenderung mengadaptasikan diri. Penyesuaian diri terhadap berbagai perubahan sosial juga dapat dibedakan menjadi dua kriteria, yaitu:
- Penyesuaian Individu.
Penyesuaian Lembaga-Lembaga Kemasyarakatan.
b. Maladjustment (Ketidakpenyesuaian Sosial) --> Masyarakat tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang memungkinkan terjadinya anomie.
2. Disintegrasi dan Reintegrasi
a. Disintegrasi -->Perpecahan di kalangan masyarakat atau suatu keadaan dimana tidak ada suatu keserasian pada bagian-bagian dari satu kebulatan.
b. Reintegrasi --> Suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.
3. Penolakan dan Penerimaan Perubahan Sosial
a. Penolakan perubahan sosial
Menurut Spicer, suatu perubahan akan mengalami penolakan apabila dalam prosesnya perubahan tersebut mengalami hal sebagai berikut.
- Perubahan itu dipaksakan oleh pihak lain yang menghendaki perubahan, sementara masyarakat setempat menolaknya.
- Perubahan sosial budaya yang tidak sejalan dengan norma yang berlaku dan tidak dipahami oleh masyarakat.
- Perubahan sosial budaya tersebut dinilai sebagai ancaman terhadap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat setempat.
b. Penerimaan perubahan sosial
Penerimaan terhadap perubahan tidak pernah bersifat menyeluruh, tetapi bersifat selektif dan didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut.
- Sikap dan nilai-nilai khusus yang terdapat dalam masyarakat.
- Pembuktian perubahan sosial.
- Kesuaian dengan budaya yang berlaku.
- Risiko perubahan sosial.
- Peranan agen perubahan.
Efek sosial dari perubahan sosial.
D. Sikap Kritis terhadap Perubahan Sosial
Dalam menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya dalam masyarakat, dapat bersifat konservatif, progresif, maupun moderat.
1. Konservatif -->Sikap yang berusaha mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku dalam masyarakatnya.
2. Progresif-->Adanya hasrat untuk mengganti tradisi lama dengan tradisi yang betul-betul baru.
3. Moderat-->Menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem, berkecenderungan ke arah jalan tengah, dan dalam pandangannya ia mau mempertimbangkan pada pihak lain. Bersifat moderat berarti mendahulukan sesuatu yang baru daripada yang sudah menjadi tradisi .
Sikap kritis di era modern ini menurut Alex Inkeles sebagaimana dikutip Harsojo adalah sebagai berikut.
- Memiliki sikap untuk siap menerima hal-hal atau pengalaman yang baru dan terbuka untuk inovasi dan perubahan
- Memiliki pendapat tentang berbagai masalah yang timbul tidak semata-mata di lingkungan saja, tetapi juga di luar lingkungannya.
- Memiliki orientasi ke masa yang akan datang daripada ke masa silam.
- Mengadakan perencanaan dan pengorganisasian untuk mengatur kehidupan.
- Pentingnya belajar dalam batas-batas tertentu untuk menguasai lingkungan guna mencapai dan memajukan tujuannya.
- Segala sesuatu dapat dilaksanakan dengan perhitungan, dan bahwa lembaga-lembaga yang terdapat dalam masyarakat akan mampu memecahkan segala persoalan.
- Menghargai eksistensi dan kedudukan manusia lain dalam masyarakat.
- Ilmu dan teknologi merupakan hal yang penting bagi dinamisasi kehidupan masyarakat.
- Memahami peranan dan kedudukan dalam masyarakat.