Rabu, 19 Februari 2020

Bedah Materi Dakwah , Khutbah , Tabligh - PAI


Sudah sejak dahulu manusia menyebarkan pesan Allah yang agung , bahkan saat kemunculan manusia pertama yaitu nabi Adam. Pesan ini disebarkan dengan berfokus kepada tiga aspek yaitu pikiran (al fikr) , perasaan (syu'ur) , dan tingkah laku yang islami (Suluk) .Pikiran dan perasaan merupakan hal internal manusia ,hal yang harus diperbaiki terlebih dalulu hingga akhirnya tercipta sebuah tingkah laku islami yang ikhlas . Dalam penyebaran pesan tidaklah sembarangan , dibutuhkan suatu metode yang tepat . Anehnya metode yang kerap kali digunakan selalu berbeda , mungkin tidak ada metode yang benar-benar sama diterapkan . Hal ini bisa saja disebabkan oleh manusia yang selalu berubah setiap zamannya , selain itu penyelewengan-penyelewengan yang terjadipun sedikit banyak berbeda .

Keutamaan Menyebarkan Agama Allah

      Begitu besarnya pahala yang didapat oleh orang yang menyebarkan Agama Allah ini , baik itu Rasul , nabi , ulama , atau orang biasa seperti kita hingga agama Islam ini masih berdiri kokoh sampai detik ini .

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
 “Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.”

Allah berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. [Ali ‘Imrân/3:104]
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ 
Arti: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

Dari dalil-dalil diatas kita dapat mengetahui beberapa hal seperti orang yang menyeru kepada kebaikan maka digolongkan orang yang beruntung dan merupakan yang paling baik perkataannya. Yang kedua adalah orang yang menyeru kepada kebaikan, lalu orang yang diseru itu mengikutinya  maka baginya pahala seperti orang yang mengikutinya tersebut . Bisa kita bayangkan ,jika orang yang kita seru untuk berbuat kebaikan itu menyeru orang lain untuk berbuat kebaikan, lalu orang itu mengikutnya juga dan begitu seterusnya . Seperti mata rantai yang tidak terputus , rasanya pahala akan datang kepada kita dari segala penjuru . Mungkin diantara yang diseru itu menjadi seorang ulama , guru , atau profesi lainnya yang memungkinkan menyebarkan agama Allah maka betapa beruntungnya kita semua . Yah , dari sinilah dapat kita simpulkan keterkaitan antara dalil al-Quran dan hadis diatas.

Tapi jangan senang dulu , memang jika kita menyebarkan Agama Allah ganjarannya itu seperti pribahasa ketiban durian runtuh . Tapi setidaknya kita harus waspada  , kalau misalkan durian runtuhnya jatuh bukan ditanah tapi dikepala gimana ? Dalam menyebarkan agama Allah ,kita harus ekstra hati-hati jangan sampai terjadi kelalaian dan kesalahan , hal ini untuk menghindari kesalah pahaman yang memungkinkan terjadinya kemungkaran . Kesalah pahaman ini bisa diakibatkan dari mana saja seperti dari dasar dalil yang tidak jelas . Sebagai ilustrasi ,apa ada yang masih ingat permainan saat masih kecil dulu , dimana teman-teman kita berbaris dan yang paling belakang membisikan kata atau kalimat yang pada akhirnya harus diucapkan yang depan dengan suara yang lantang ? Pastinya kita akan banyak menemui kesalahan dari kata yang diucapkan dengan lantang itu . Sama saja seperti berdakwah , kita tidak boleh langsung mempercayai omongan tanpa dasar dan menyebarluaskannya , maka bukankah kita bisa digolongkan menyesatkan orang lain ? Oke sekarang kita ganti ilustrasinya , jika anak -anak yang tadi berbaris lalu membisikan angka  2, 4, 8 ,10 kepada teman-temannya pasti kemungkinan sangat kecil untuk bisa menebak angka tersebut. Tapi jika anak-anak itu membisikan 2,4,8,10  lalu diakhirnya menyebutkan kelipatan dua maka kemungkinan kecil terjadinya kesalahan . Kelipatan dua pada ilustrasi tadi dapat kita ibaratkan kepada dalil yang ada. 
Lalu apa lagi kesalahan dalam menyebarkan agama Allah yang sering terjadinya  ? Mudah saja , kesalahan itu terjadi saat kita menyeru kepada orang lain baik sadar maupun tidak sadar tapi kita sendiri tidak melakukan seruan itu. Kita ambil contoh , seseorang marah dan mengoceh kepada orang lain untuk tidak membuang sampah semarangan karena Allah tidak menyukainya ,tetapi tanpa dia sadari baru kemarin ia membuang rautan pensil dilantai kelas . 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash Shaff: 2-3).

قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُولُونَ أَيْ فُلَانُ مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنْ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ رَوَاهُ غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ
Usamah berkata; aku mendengar Beliau (Rasulullah SAW) bersabda: pada hari kiamat akan dihadirkan seseorang yang kemudian dia dilempar ke dalam neraka, isi perutnya keluar dan terburai hingga dia berputar-putar bagaikan seekor keledai yang berputar-putar menarik mesin gilingnya. Maka penduduk neraka berkumpul mengelilinginya seraya berkata; ‘wahai fulan, apa yang terjadi denganmu? Bukankah kamu dahulu orang yang memerintahkan kami berbuat ma’ruf dan melarang kami berbuat munkar?’ Orang itu berkata; ‘aku memang memerintahkan kalian agar berbuat ma’ruf, tapi aku sendiri tidak melaksanakannya dan melarang kalian berbuat munkar, namun malah aku mengerjakannya’. Ghundar meriwayatkannya dari Syu’bah dari al-A’masy [HR. Bukhari No. 3027, Muslim No. 5305].

Segala pilihan pastilah ada resikonya , tentu jika kita dihadapkan kepada pilihan yang baik atau yang buruk pasti kita akan memilih yang baik. Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum menyebarkan agama Allah itu fardu kifayah dan sebagian yang lain berpendapat bahwa hukumnya itu fardu ain . Tertapi meskipun begitu sebagai umat islam , tentulah kita harus menyebarkan pesan Allah walau hanya satu ayat. Tapi sebelum menyebarkan kita harus bertanya terlebih dahulu kepada diri kita sendiri. Sudahkah aku melakukannya ? Apa aku juga bisa melakukannya ? Apakah aku bisa menjadikan ini sebagai suatu kebiasaan ? Jika kita sudah memantapkan hati untuk menyebarkan suatu hal ,maka akan lebih baik jika kita membiasakan diri kita dahulu jika belum terbisa . Contohnya membuang sampah tadi , latihlah diri kita untuk membuang sampah kepada tempatnya untuk beberapa minggu ,jika kita sudah terbiasa mungkin kita bisa memberi tahu orang lain untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dengan begitu kita bisa membuat hidup ini lebih berarti.

Materi Khutbah, Tabligh, dan Dakwak 
Kelas 11 

Mungkin ini adalah langkah awal dalam menanamkan benih-benih penyebaran agama Islam . Ya , materi dakwah Islam ini hanya ada di kelas 11 , kelas dimana sebagian besar siswanya sudah dewasa atau baligh .  Dalam materi ini terdapat 3 subbab . Yang pertama adalah mengenai khutbah yang terdapat 6 point utama . Kedua dan Ketiga adalah Tabligh dan Dakwah yang mempunyai 3 point utama. Setiap subbab dari materi ini membahas point mengenai definisi , dalil , syarat , etika dan beberapa materi khusus . Materi khusus ini , terdapat pada khutbah yang mempunyai point yang menjelaskan tentang rukun sedangkan dua yang lain tidak memiliki rukun . Dalam materi khutbah juga terdapat dua syarat dan beberpa sunah.Tetapi sebagai gantinya kedua materi yang lainnya (tabligh dan dakwah) , terdapat pembahasan mengenai etika atau cara yang seharunya dilakukan dalam berdakwah atau tabligh.Kalau dilihat dari jumlahnya point-point yang disampaikan pada materi khutbah adalah yang paling banyak .

    Banyak yang bingung mengenai ketiga konsep ini , entah karena pengertiannya yang mirip -mirip atau cara pelaksanaan dan penyampaiannya yang tidak dimengerti . Pertama adalah soal pengertian ini sendiri , banyak siswa yang terkecoh dengan pengertian ini . Menurut My.J kita tidak perlu berpatokan terhadap pengertian secara bahasa atau istilah , langkah pertama yang harus kita lakukan untuk bisa mendeskripsikan pengertian ini adalah dengan menemukan perbedaan dari ketiga hal ini . Seperti kata khutbah yang kita ambil kata kuncinya adalah memberi tahu dan khotib ,  sedangkan tabligh kata kuncinya menyampaikan dan mubaligh ,dakwah kata kuncinya adalah mengajak dan dai.  Hanya dengan dua kata kunci itu saja kita sudah bisa membuat definisi bahkan deskripsi dari ketiga hal ini seperti berikut. 

Pengertian Khutbah

*Kutbah adalah kegiatan memberikan pesan Allah yang dilakukan oleh khotib.

Atau saat kita tahu kata kunci lainnya seperti cakupan khotbah adalah mengenai keimanan dan ketakwaan (ditandai dengan adanya pesan takwa pada rukun khotbah) , maka kita bisa membuat difinisi lain seperti berikut ini.

*khutbah adalah kegiatan memberi tahu pesan Allah seputar keimanan dan ketakwaan yang disampaikan oleh seorang khotib.

Pengertian Tabligh

*Tabligh adalah kegiatan menyampaikan pesan Allah yang dilakukab oleh Mubaligh.

Begitu juga dengan tabligh saat kita tahu cakupan dari tabligh adalah berbagai hal mengenai Islam. Jadi dapat kita buat definisinya menjadi sebagai berikut.

*Tabligh adalah menyampaikan pesan Allah mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan Islam yang dilakukan oleh mubaligh atau mubalighoh.

Pengertian Dakwah

*Dakwah adalah kegiatan mengajak atau menyeru sesuai pesan Allah yang dilakukan oleh Dai.

Kalau cakupan dari dakwah itu sendiri adalah soal kebaikan . Jadi , dapat kita buat definisi dari dakwah sebagai berikut.

Dakwah adalah kegiatan mengajak kepada kebaikan yang dilakukan oleh Dai atau da'iyah.

Agar kita dapat membuat definisi lebih mudah lagi My.J akan tulis beberapa perbedaan mengenai  khutbah dakwah dan tabligh.

Perbedaan Khutbah , Tabligh , dan Dakwah

Khutbah

  • Dilakukan pada waktu tertentu.
  • Memakai mimbar.
  • Terdapat rukun dalam pelaksanaannya.
  • Hanya boleh dilakukan oleh lelaki dewasa yang disebut dengan khotib.

Tabligh

  • Bisa dilakukan kapan saja.
  •  Ada yang memakai mimbar dan ada yang tidak.
  • Tidak terdapat rukun dalam pelaksanaannya.
  • Boleh dilakukan laki-laki maupun wanita dewasa yang disebut dengan mubaligh dan mubalighah.

Dakwah

  • Bisa dilakukan kapan saja.
  • Tidak memakai mimbar.
  • Tidak terdapat rukun dalam pelaksanaannya.
  •  Boleh dilakukan oleh laki-laki maupun wanita dewasa yang disebut dengan Dai dan Daiyah.

Syarat Khotbah , Tabligh , dan Dakwah

Tidak seperti tabligh dan dakwah  , khutbah mempunya dua cakupan syarat yaitu syarat untuk khotib dan yang kedua syarat  dua khotbah . Selain itu ,khotbah punya rukun tersendiri yang harus dipenuhi oleh khotib . Untuk syarat menjadi khotib , mubaligh atau mubaligh , dan Dai atau da'iyah umumnya syaratnya sama yaitu  Islam , baligh,  berakal dan mengetahui ilmu agama. Tetapi terdapat beberapa buku yang menjelaskan beberapa syarat yang lebih detail seperti berikut ini .

  1.   Islam, baligh, berakal sehat.
  2. Mengetahui syarat, rukun dan sunah khotbah.
  3. Suci dari hadats dan najis.
  4. Suaranya jelas dan dapat difahami jamaah.
  5. Tidak tercela dalam masyarakat.

Untuk Point dua sampai lima bisa kita kelompokkan ke dalam syarat khutbah yang paling umum yaitu mengetahui ilmu agama. Jadi intinya antara buku yang satu dan yang lainnya mungkin saja cara penulisannya berbeda namun intinya tetap sama.

Selain terdapat syarat khotib, dalam pelaksanaan khutbah juga terdapat syarat dua khutbah yang dilalsanakan  sebagai berikut.

  1. Dilaksanakan sesudah dzuhur .
  2. Khotib duduk diantara dua khutbah .
  3. Khotib menyampaikan khutbah dengan suara yang keras jelas dan tertib.


Pelaksanaan Khotbah, Tabligh , dan Dakwah

 Setelah mengetahui syarat dari khotbah, tabligh ,dan dakwah kita lanjut ke dalam pelaksanaannya .  Dalam pelaksanaan khotbah terdapat rukun yang wajib untuk dilaksanakan yaitu .

  1.  Membaca Hamdalah.
  2.  Membaca syahadat .
  3. Membaca shalawa.
  4. Berwasiat taqwa .
  5. Membaca salah satu ayat Alquran. 
  6.  Berdoa pada khutbah kedua. 
Setelah membahas mengenai rukun khutbah selanjutnya kita akan membahas mengenai sunah khotbah tersendiri. Terdapat beberapa sunnah yang  yang bisa dilakukankan khotib agar khutbahnya semakin sempurna, seperti berikut ini.


  • Berdiri ketika khutbah .
  • Mengawali khutbah dengan memberi salam .
  • Khotbah hendaknya jelas ,mudah dipahami ,dan tidak terlalu panjang.
  • Khotib menghadap jemaah ketika berkhotbah menertibkan rukun khutbah. 


Jika dalam khutbah terdapat sunnah maka dalam berdakwah dan tabligh juga terdapat etika yang harus dilakukan. Seperti tabligh Yang hendaknya penyampaiannya dilakukan dengan lembut ,tidak meninggikan suara ,tidak bersifat menggurui, tidak ingin menjatuhkan orang lain ,ikhlas karena Allah ,serta hendaknya tabligh ini ini menggunakan dasar dalil yang jelas . Untuk dakwah sendiri etika yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut .

  1.  Ucapan yang jelas , tegas , dan bijaksana.
  2. Dakwah dilaksanakan dengan mau'izatul hasanah (nasihat yang baik).
  3. Dakwah dilaksanakan dengan uswatun hasanah (Contoh yang baik).
  4. Dakwah dilaksanakan den gan mujahadah (Diskusi atau tukar pikiran).

Dalil Khutbah , Tabligh , dan Dakwah

Terdapat beberapa dalil yang yang menjadi dasar dari pelaksanaan khutbah , tabligh , dan dakwah ini seperti berikut.

1. Dalil Al -Quran

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran Ayat 110)

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran Ayat 104)

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An Nahl Ayat 125)

2. Hadits tentang Khutbah, Tabligh dan Dakwah

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً

Artinya: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr. dituturkan, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari)

عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

Dari Thariq bin Syihab, dia berkata; Abu Sa’id berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabada: “Barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya dan apabila ia tidak mampu maka dengan lidahnya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

Bagian Akhir

Materi ini mengajarkan kita banyak hal , mulai dari syarat , rukun , hingga etika dalam pelaksanaan khutbah ,tabligh , dan dakwah . Diantara semua itu terdapat hal yang ingin disampaikan dari setiap bagian . Mulai dari pengertian dan cara membedakan ketiga hal ini , yang mungkin saja menyeru kita untuk memilih cara apa yang akan kita gunakan untuk menyebarkan ayat Allah . Hal ini didukung dengan hukum dari khutbah , dakwah , dan tabligh adalah fardhu kifayah . Selain itu terdapat rentetan atau cara yang harus kita lakukan dalam pelaksanaannya. Bukankah ini sudah jelas jika materi ini meminta kita untuk mempraktekkan ketika hal ini dalam kehidupan . Bagaimana cara kita dalam mempraktekkan atau mengaplikasikan penyebaran Allah ini dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak cara yang dapat dilakukan. Contohnya dengan penyebaran melalui media ,perbuatan ,ucapan ataupun hal lainnya.

Sebagai seorang pelajar hendaknya kita bisa memahami setiap materi dengan baik . Kata memahami disini bukan merujuk kepada nilai yang bagus atau apapun tetapi lebih kepada mengambil hikmah dari materi yang sudah dipelajari seperti bagian yang mana yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita , apa ada pesan tersembunyi dari materi ini yang tidak kita ketahui . Kita harus bisa memecahkan masalah dari setiap konsep yang kita pelajari.

Daftar Pustaka

https://m.hidayatullah.com/kajian/hadits-harian/read/2017/04/07/114527/siapa-mengajak-kebaikan-ia-memperoleh-pahala-seperti-pahala-yang-mengikuti.html

Referensi: https://tafsirweb.com/9015-surat-fussilat-ayat-33.html


Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho: 
https://rumaysho.com/8579-mengajak-orang-lain-untuk-baik-namun-lupa-akan-diri-sendiri.html


https://tuntunanislam.id/perintah-orang-tapi-tidak-melakukan/