Minggu, 17 Mei 2020

Rangkuman Materi Demokrasi Dalam Islam - PAI (My Journey)

A. Pengertian Demokrasi 

Secara kebahasaan, demokrasi terdiri atas dua rangkaian kata yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “cratos” yang berarti kekuasaan. Secara istilah, kata demokrasi ini dapat ditinjau dari dua segi makna. 

B. Dalil Demookrasi Dalam Islam

1. Q.S. ali-Imran/3:159


Artinya:
”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” 

2. Tazwid Q.S. ali-Imran/3:159


3. Asbabun Nuzul

Sebab-sebab turunnya ayat 159 surat Ali-Imran ini kepada Nabi Muhammad saw. sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abas r.a., Ibnu Abas r.a. menjelaskan bahwasanya setelah terjadi perang Badar Rasulullah mengadakan musyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khatab r.a. untuk meminta pendapat mereka tentang para tawanan perang Badar. Abu Bakar r.a. berpendapat, mereka sebaiknya dikembalikan kepada keluarga mereka dan keluarga mereka membayar tebusan. Namun Umar bin Khatab r.a. berpendapat, mereka sebaiknya dibunuh dan yang diperintah membunuh adalah keluarga mereka. Rasulullah saw. kesulitan dalam memutuskan, kemudian turun ayat 159 surat Ali-Imran ini sebagai dukungan atas pendapat Abu Bakar r.a. (HR.Kalabi). (Depag,2011:Al-Quran Tafsir Perkata, hal.72)

c. Demokrasi dan Syµra
  • Demokrasi --> Secara kebahasaan, demokrasi terdiri atas dua rangkaian kata yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “cratos” yang berarti kekuasaan. Secara istilah, kata demokrasi ini dapat ditinjau dari dua segi makna. Dari definisi ini dapat dipahami bahwa istilah demokrasi awalnya berkembang dalam dimensi politik yang tidak dapatdihindari.
  • Syura --> Menurut bahasa, dalam kamus Mu’jam Maqayis al-Lugah, syµra memilikidua pengertian, yaitu menampakkan dan memaparkan sesuatu atau mengambil sesuatu.   Syµra hanya merupakan mekanisme kebebasan berekspresi dan penyaluran pendapat dengan penuh keterbukaan dan kejujuran.  
  • Titik temu --> Secara tegas demokrasi bermain pada wilayah politik. Jika demikian halnya,maka pada satu sisi, Syµra merupakan bagian dari proses berdemokrasi.  

D. Pandangan Ulama ( Intelektual Muslim ) tentang Demokrasi

1. Abul A’la Al-Maududi --> Menolak demokrasi.

Al-Maududi secara tegas menolak demokrasi. Menurutnya, Islam tidak mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasaan besar kepada rakyat untuk menetapkan segala hal. Demokrasi adalah buatan manusia sekaligus produk dari pertentangan Barat terhadap agama sehingga cenderung sekuler. Karenanya, al-Maududi menganggap demokrasi modern (Barat) merupakan sesuatu yang bersifat syirik. Menurutnya, Islam menganut paham teokrasi (berdasarkan hukum Tuhan).  

2. Mohammad Iqbal --> Menawarkan sebuah konsep demokrasi spiritual . 

Menurut Iqbal, sejalan dengan kemenangan sekularisme atas agama, demokrasi modern menjadi kehilangan sisi spiritualnya sehingga jauh dari etika. Demokrasi yang merupakan kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat telah mengabaikan keberadaan agama. Parlemen sebagai salah satu pilar demokrasi dapat saja menetapkan hukum yang bertentangan dengan nilai agama kalau anggotanya menghendaki. Karenanya, menurut Iqbal Islam tidak dapat menerima model demokrasi Barat yang telah kehilangan basis moral dan spiritual. Atas dasar itu, Iqbal menawarkan sebuah konsep demokrasi spiritual yang dilandasi oleh etik dan moral ketuhanan. 

Model demokrasi yang ditawarkan Iqbal sebagai berikut.
  1. Tauhid sebagai landasan asasi.
  2. Kepatuhan pada hukum.
  3. Toleransi sesama warga.
  4. Tidak dibatasi wilayah, ras, dan warna kulit.
  5. Penafsiran hukum Tuhan melalui ijtihad. 
3. Muhammad Imarah --> Tidak sepenuhnya setuju ataupun menolak dengan alasan sebagai berikut.

Membangun hukum atas persetujuan umat, pandangan mayoritas, serta orientasi pandangan umum, dan sebagainya adalah sejalan dengan Islam. Akan tetapi ,demokrasi Barat berpulang pada pandangan mereka tentang batas kewenangan Tuhan. Menurut Aristoteles, setelah Tuhan menciptakan alam, Dia membiarkannya. Dalam filsafat Barat, manusia memiliki kewenangan legislatif dan eksekutif. 

4.Yusuf al-Qardhawi --> Setuju dengan konsepp demokrasi dengan alasan sebagai berikut.
  • Dalam demokrasi proses pemilihan melibatkan banyak orang untuk mengangkat seorang kandidat yang berhak memimpin dan mengurus keadaan mereka. 
  • Usaha setiap rakyat untuk meluruskan penguasa yang tiran juga sejalan dengan Islam.
  • Pemilihan umum termasuk jenis pemberian saksi.
  • Penetapan hukum yang berdasarkan suara mayoritas juga tidak bertentangan dengan prinsip Islam. 
  • Kebebasan pers dan kebebasan mengeluarkan pendapat, serta otoritas pengadilan merupakan sejumlah hal dalam demokrasi yang sejalan dengan Islam. 

5. Salim Ali al-Bahasnawi --> Menawarkan adanya Islamisasi demokrasi  sebagai berikut .
  • Menetapkan tanggung jawab setiap individu di hadapan Allah Swt..
  • Wakil rakyat harus berakhlak Islam dalam musyawarah dan tugas tugas lainnya
  • Mayoritas bukan ukuran mutlak dalam kasus yang hukumnya tidak ditemukan dalam al-qur'an dan Sunnah (Q.S.an-Nisa/4:59) dan (Q.S.al-Ahzab/33:36).
  • Komitmen terhadap Islam terkait dengan persyaratan jabatan sehingga hanya yang bermoral yang duduk di parlemen.
Rangkuman Materi- materi SMA

Contoh dari versi pdf




*Tersedia versi berwarna dan hitam putih yang dapat di download dan di print untuk bahan belajar.

Download Versi Pdf
Link 1 (Berwarna)
Link 2 (Hitam Putih)